Berbuka dengan yang manis?
Saya teringat dengan iklan minuman yang berbunyi seperti ini : “Berbukalah dengan yang manis.” Nah iklan tersebut telah membuat banyak orang (termasuk saya) menjadi salah kaprah tentang bagaimana berbuka yang baik dan benar. Karena justru Rasulullah tidak mencontohkan seperti itu!
Tapi Rasulullah kan berbuka dengan kurma?
Rasulullah memang berbuka dengan kurma atau air putih, seperti diriwayatkan oleh Anas bin Malik dalam hadits berikut :
Rasulullah pernah berbuka puasa dengan ruthab (kurma segar) sebelum shalat, kalau tidak ada ruthab, maka beliau memakan tamr (kurma kering) dan kalau tidak ada tamr, maka beliau meminum air, seteguk demi seteguk.
Dalam hadits tersebut disebutkan bahwa Rasulullah berbuka dengan Ruthab (kurma segar), Tamr (kurma kering), dan air putih. Untuk diketahui bersama bahwa kurma yang dimakan Rasulullah berbeda dengan kurma yang banyak dijual di Indonesia. Kurma yang biasa kita temui bukanlah Ruthab ataupun Tamr, melainkan manisan kurma alias kurma yang sudah diberi tambahan gula sebagai pengawet.
Lantas bedanya apa? Kan sama-sama kurma juga?
Seperti yang tadi sudah saya katakan bahwa kurma yang biasa kita temui adalah manisan kurma. Manisan kurma mengandung banyak gula dan rasanya pun sangat manis, sedangkan kurma segar dan kurma kering rasanya tidak terlalu manis. Makanan yang mengandung banyak gula adalah “Karbohidrat Sederhana“, sedangkan kurma yang dimakan Rasulullah adalah salah satu makanan yang disebut “Karbohidrat Kompleks” yang sangat baik untuk tubuh kita.
Mengenal Karbohidrat Sederhana dan Karbohidrat Kompleks
Karbohidrat Sederhana adalah karbohidrat yang mengandung banyak kadar gula dan merupakan sumber energi yang sangat besar, namun juga cepat habisnya. Energi yang dihasilkan dari karbohidrat sederhana hanya bertahan sebentar dalam tubuh, dan apabila berlebih akan ditumpuk menjadi lemak dalam tubuh. Karbohidrat sederhana dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :
- Karbohidrat sederhana dengan GI (Glycemic Index) tinggi yang memiliki sifat merangsang penimbunan lemak karena respon insulin yang tinggi. Contoh makanannya adalah makanan yang banyak mengandung gula tambahan seperti sirup, minuman ringan, permen, kue-kue, dll. Pokoknya yang rasanya manis banget.
- Karbohidrat sederhana dengan GI (Glycemic Index) rendah yang memiliki sifat menyediakan energi besar yang cepat habis, namun tidak merangsang penimbunan lemak karena respon insulinnya rendah. Contoh makanannya adalah aneka buah-buahan manis seperti pisang, apel, pir, dll. Karena itu nggak heran jika kita melihat olahragawan sedang makan pisang sebelum bertanding.
Karbohidrat Kompleks adalah karbohidrat yang memiliki struktur untaian gula yang panjang dan juga merupakan sumber energi besar, namun memiliki sifat yang membuat energi yang dihasilkan menjadi lebih tahan lama dan tidak menumpuk menjadi lemak. Dalam tubuh kita karbohidrat kompleks akan diproses secara perlahan, itulah sebabnya energi yang dihasilkan menjadi tahan lama. Karbohidrat kompleks juga dibagi menjadi 2, yaitu :
- Karbohidrat kompleks dengan GI (Glycemic Index) tinggi yang memiliki sifat merangsang penimbunan lemak karena respon insulin yang tinggi, namun terjadinya secara perlahan sehingga energi tersimpan lebih lama. Karbohidrat kompleks yang seperti ini akan menyimpan energi dalam tubuh, dan menjadi otot jika dilatih (olahraga) secara teratur. Jika tidak ya menjadi lemak. Contoh makanannya adalah beras putih, jagung, kentang, dll.
- Karbohidrat kompleks dengan GI (Glycemic Index) rendah yang memiliki sifat yang menyediakan energi lebih lama dengan respon insulin yang rendah, sehingga tidak akan menjadi lemak. Biasanya makanan-makanan yang mengandung hal ini banyak disarankan karena sifatnya yang sehat. Contoh makanannya adalah kurma segar, beras merah, umbi-umbian, sayuran, dll.
Nah, setelah penjelasan tentang kedua macam karbohidrat di atas, apakah teman-teman sudah mendapatkan informasi tentang makanan yang baik untuk kita berbuka seperti apa saja?
Jangan sampai setelah bulan Ramadhan berakhir kita malah sakit atau berat badan kita menjadi tidak proporsional. Banyak juga lho yang sakit setelah bulan Ramadhan berakhir karena saat berpuasa banyak mengkonsumsi makanan dengan kadar gula yang salah menjadikannya lemas dan bawaannya malas.
Rasulullah mengajarkan kita untuk makan dengan tidak berlebihan. Justru saat berbuka perut kita yang seharian tidak diisi sedang dalam keadaan beristirahat. Coba secara logika aja, kalau ada orang lagi tidur terus kita bangunkan dengan sesuatu yang membuatnya kaget, pasti dia marah kan. Perut kita juga begitu, kalau kita kagetkan dengan makanan yang berlebihan akan ngambek dan muncul penyakit.
Dahulu seorang dokter dari Sudan pernah berpesan kepada seorang Raja yang sakit, “Jika ingin sehat, makanlah sesudah lapar dan berhentilah sebelum kenyang.” Jangan sampai makanan menjadi cobaan yang menghalangi ibadah kita di bulan Ramadhan yang penuh berkah ini. Semoga penjelasan saya di atas bisa membantu kita agar dapat berpuasa lebih sehat
Tidak ada komentar
Posting Komentar