Pemicu pengeroyokan anggota laskar tersebut diduga kuat karena dendam lama kelompok preman di bawah pimpinan Iwan Walet terhadap keberadaan sejumlah laskar Islam di Surakarta yang sering melakukan Razia Pekat (Penyakit Masyarakat).
Pengeroyokan berawal saat dua orang anggota laskar yang bernama Agus Pamuji dan Sandinino pulang dari menghadiri Takziyah. Mereka pulang melewati kampung Kadirejo yang merupakan “Basis Banteng” yang mayoritas bergama Kristen Katholik. Tidak hanya di kampung Kadirejo, Kampung Gandekan – Jebres – Nusukan – Mojosongo notabenya juga merupakan daerah “kekuasaan” mereka dan kesemuanya merupakan Basis Kristen.
Kedua laskar tersebut mengendarai sepeda motor setelah menghadiri takziah. Saat melintasi lokasi kejadian, sekawanan preman setempat ada yang mengenali 2 anggota laskar itu. Sejumlah preman yang mengetahui mereka langsung melakukan pengejaran dan penghadangan terhadap dua anggota laskar itu sebagai ajang pembalasan.
Karena kalah dalam jumlah massa, membuat Agus dan Sandi kewalahan menghadapi sejumlah preman tersebut. Keduanya dikeroyok oleh kawanan preman yang menggunakan berbagai macam senjata mulai dari kayu, linggis, dan benda-benda tumpul keras lainnya. Untungnya, Sandi berhasil meloloskan diri dari serbuan puluhan preman, sehingga ia hanya mengalami luka ringan dan robek di kepala. Sementara Agus Pamuji, warga Sukoharjo, Jawa Tengah, menderita luka cukup serius akibat babak belur dihajar para preman tersebut.
Para preman tersebut juga membakar sebuah motor yang dikendarai korban. Polisi yang tiba di lokasi kejadian berhasil mengevakuasi kedua anggota laskar ke rumah sakit serta memadamkan sepeda motor milik Agus yang sudah dibakar sejumlah preman.
Sandinino, warga Semanggi, 23 th, kemudian dilarikan ke IGD Rumah Sakit Islam Kustati Pasar kliwon Surakarta karena luka robek di kepala. Sementara Agus harus dibawa ke RSUD Moewardi. Pengeroyokan 2 orang anggota laskar tersebut kemudian memicu ratusan rekan-rekan anggota laskar lainnya dari berbagai macam Ormas untuk mendatangi lokasi kejadian. Mereka bermaksud mencari Iwan Walet yang dianggap sebagai otak pimpinan pengeroyokan.
Dari pantauan Kru Forum Al ishlah dan sumbernya menyebutkan bahwa sampai sore tadi Ratusan laskar masih menyerbu kampung Kadirejo. Dan sampai berita ini kami muat, para laskar yang terjun ke lokasi kejadian belum berhasil menemukan Iwan Walet yang dicari dan kabar yang malam ini kami dapat, Iwan Walet telah kabur atau “dikaburkan” dari Solo.
Bentrokan ini diduga karena dipicu oleh rangkaian perseturuan sebelumnya, yang melibatkan antara Laskar Umat Islam dengan kelompok preman pimpinan Iwan Walet. Kelompok laskar yang dikenal dengan nama Tim Hisbah Solo selama ini dikenal sangat aktif melakukan penyisiran dan Razia Pekat (Penyakit Masyarakat) terhadap kantong-kantong perjudian, mabuk-mabukan/Miras dan aktivitas kemaksiatan lainnya di kota Solo.
Sementara itu, Iwan Walet merupakan salah seorang preman Solo yang dikenal karena aktivitasnya dalam dunia perwaletan dan kedekatannya dengan beberapa “Penggede” (orang-orang besar) dan tokoh-tokoh di Solo seperti Wakil Walikota Solo, Kasno (DPRD Solo dari PDI-P), Kusumo (Bos hiburan malam Solo Cafe, Panti Pijat, Diskotik, dan lain sebagainya). Dengan kedekatannya itulah yang membuat dia kemudian merasa “Jumawa” (paling hebat).
Iwan Walet sendiri merupakan mantan anggota TNI dari Kostrad yang dipecat secara tidak hormat karena terlibat dalam sejumlah tindak pidana. Dan sampai berita ini kami buat, kami masih melakukan investigasi untuk meng-update berita terbaru.
Saat ini aparat Kepolisian dari Polresta Solo, Jawa Tengah sudah disiagakan dilokasi kejadian dan di Jalan RE Martadinata, Gandekan, Jebres, Solo, Jawa Tengah
Saya sngat menghargai berita Dr Anda sekedar kritik mohon bandingkan dg Koran harian solopos. Banyak keterangan sodara Yg berbeda. Manakah Yg benar.
BalasHapusbeginilah kalau hukum kita masih hukum kafir, amar makruf nahi mungkar dianggap meresahkan, tapi mobok2kan, judi, zina dianggap hal wajar.
BalasHapussaya sendiri masih berprasangka baik kepada anggota laskar, mereka selalu jadi korban fitnah orang-orang yang tidak tau duduk persoalan. Kita juga jangan menutup mata bahwa Konflik islam - kristen itu pernah ada, kita juga jangan menutup mata bagaimana umat islam dibantai dan dizalimi. para anggota laskar itu adalah saudara kita yang menuntut haknya ketika mereka tertindas. walaupun saya sendiri lebih setuju agar hal ini diserahkan kepada pihak yang berwajib saja, namun disisi lain saya juga memaklumi perasaan mereka ketika saudaranya dizolimi. INGAT MEREKA DIZOLIMI TERLEBIH DULU. bedakan antara fakta dan profokasi, karena faktanya adalah PREMAN KAFIR PENEBAR MAKSIT DAN ANGGOTA LASKAR PENUMPAS MAKSIAT. maka terjadilah gesekan itu.
Jujur saya bingung, kemarin saudara yang ada di dekat daerah kejadian perkara saya tanya memang itu suasana sangat mencekam, ada yang bawa golok, clurit dan linggis. Mereka mencari pimpinan preman di daerah tersebut entah siapa tapi di berbagai media kok malah diberitakan bentrok dengan warga ya ??
BalasHapusyang benar wartawan atau saudara saya yang salah lihat..
tai lo bawa2 kristen, tujuan nya apa? agama teroris, cuih
BalasHapusSolo (ANTARA News) - Dua kelompok massa bentrok di Jalan RE Martadinata, Kampung Sewu, Jebres, Solo, Jawa Tengah, pada Kamis dan satu sepeda motor hangus tinggal kerangka karena dibakar.
BalasHapusMenurut sejumlah saksi di lokasi kejadian, bentrok dua kelompok massa yang belum diketahui identitas masing-masing itu terjadi sekitar pukul 14.00 WIB.
Akibat peristiwa tersebut sebuah sepeda motor Honda Supra 125 CC dengan nomor polisi AD 5432 BZ tinggal kerangka setelah dibakar massa.
Salah seorang saksi berinisial PP yang melihat langsung kejadian tersebut mengatakan, bentrok berawal dari tujuh orang yang mengendari sepeda motor dari arah timur dan mereka sepertinya usai bertaksiah.
Sekelompok massa itu kemudian memainkan deru suara mesin kendaraannya setibanya di lokasi, dan tiba-tiba datang sekelompok massa yang lain menyerang mereka.
"Saya melihat dua orang pengendara sepeda motor yang berboncengan itu terjatuh. Salah seorang yang diboncengkan sepeda motor ada darah di punggungnya sambil lari menyelamatkan diri," kata saksi itu.
Dua pengendara berupaya lari menyelamatkan diri, dan meninggalkan sepeda motornya. Kelompok lainnya kemudian langsung membawa sepeda motor ke pinggir jalan dan membakarnya. Beberapa saat setelah kejadian, polisi datang ke lokasi mengamankan.
Kepala Polsek Jembres AKP I Wayan Sudita menjelaskan, pihaknya masih belum mengetahui kedua kelompok yang bentrok tersebut.
"Kami belum tahu penyebab terjadinya bentrok dua kelompok hingga membakar sepeda motor ini," katanya.
Menurut Kasat Reskrim Polresta Surakarta Kompol Edi Suranto Sitepu, pihaknya masih menyelidiki insiden tersebut, termasuk mengusut barang bukti sepeda motor yang terbakar.
"Kami masih memintai keterangan enam saksi terkait berkelahian di Kampung Sewu," kata Kasat disela pemeriksaan di lokasi kejadian perkara.
"Kami akan pantau dan mengamankan, antisipasi, jika terjadi bentrok susulan," kata Kasat.
(ANTARA)
Editor: Suryanto
COPYRIGHT © 2012
Kawan-kawan jangan terprovokasi dengan media yang cuma ambil keuntungan (uang) saja. Warga sekitar memang tidak merasa bentrok dengan laskar kok, malah mereka takut dengan ulah preman pimpiman Iwan.
BalasHapusNarasumber (warga) yang ditulis di media itu juga tidak benar, dia adalah salah satu warga yang ikut preman yang diketuai Iwan.
Jika tidak percaya, kawan-kawan bisa langsung tanya ke warga.
Jaga perdamaian, Solo Kota Budaya Solo Damai Tanpa Premanisme
saya harap jangan kaitkan kasus ini dengan menyebut agama. karena fakta sebenarnya tidak ada kaitan agama disini, nanti jadi melebar ke daerah lain. kasihan juga mereka yang non muslim karena ulah preman mereka terkena imbasnya meski terjadi di daerah mayoritas non muslim. Jika agama kami dihina dan saudara kami dianiaya, InsyaAlloh kami terjun kembali setelah perang ambon.
BalasHapusmbah darmo mohon terus berikan info dari lapangan...suwun
BalasHapusOee lee tak kandani yo.. yen kalian bukan orang solo dan nggak tau yang sebenarnya jangan asal bacot.
BalasHapusMending kalian dolan ke solo tanya ke warga apa meraka bentrok dengan laskar itu. Pasti kalian akan kaget mendengar jawaban "KAMI TIDAK BENTROK DENGAN LASKAR "
Ini berita benar dan nyata, Ini karena premanisme yang sudah terlebih dahulu menyerang 2 orang anggota laskar.
Kalau nggak punya uang dolan ke solo, sini mbah kasih uang. Atau minta ke ketua partai kalian, asal bukan uang korupsi.
mbuh lah ra nggagas sing penting golek duit wae cah,,tapi saya turut berduka atas dampak dari permasalahan ini,,semoga cepat ditindak lamjuti agar tidak berkepanjangan...kita harus tetap menahan diri yo cah...
BalasHapuskenapa polisi nggak bisa mengatasi permasalahan ini ? "WANI PIRO" itulah kata polisi...
BalasHapusdari : yanti wong solo
BalasHapuskita serahkan saja pada polisi, saya masih yakin polisi bisa mengatasi masalah ini berdasarkan saksi - saksi yang ada. kalau belum tahu kejadiannya saya mohon jangan menambah-menambah informasi yang ndak jelas apalagi menyangkut sara.
kami yg tdk tinggal di solo aja jstru setuju n dukung skali kl biang pnyakit spt iwan walet dibasmi. bravo laskar!
BalasHapusSelama PENYAKIT MASYARAKAT MASIH MERAJALELA, Maka Akan Terus Ada AMAR MA'RUF NAHI MUNKAR... :)
BalasHapus